Blog Indonesia dalam tiga grafik: Jumlah ins...

Indonesia dalam tiga grafik: Jumlah instalasi, sesi, dan tingkat retensi

Indonesia berkembang sebagai negara mobile-first dan menjadi salah satu pasar aplikasi yang paling cepat bertumbuh di dunia, dengan pendapatan yang mencapai US$1,7 miliar pada tahun 2022. Basis pengguna smartphone di Indonesia meningkat pesat ditambah dengan harga paket data yang sangat terjangkau telah mendorong pertumbuhan ini. Generasi milenial dan Gen Z yang melek teknologi, yang sangat aktif di media sosial, sering berbelanja melalui aplikasi, dan tertarik untuk mengadopsi pembayaran secara mobile menjadi alasan utama.

Di tahun 2022, sebanyak 80% dari penduduk Indonesia memiliki smartphone dan lebih dari 212 juta pengguna menggunakan internet dari ponsel mereka. Dengan lebih dari 7,7 miliar unduhan dan 179 miliar jam yang dihabiskan untuk menggunakan perangkat mobile di tahun 2022, Indonesia adalah pasar mobile terbesar kelima di dunia. Yang luar biasa, pengguna Indonesia paling banyak menghabiskan waktu untuk menggunakan perangkat mobile setiap harinya, yakni lebih dari 5,7 jam per hari.

Data Adjust menunjukkan bahwa terlepas dari tren global, jumlah instalasi aplikasi dan sesi di tahun 2022 meningkat sebesar 2% dan 7%. Walaupun secara umum pertumbuhan aplikasi di Indonesia sedikit melambat di tahun 2023, kategori aplikasi fintech, game, dan utilitas telah bertumbuh. Dalam artikel ini kami akan menganalisis kategori aplikasi teratas dengan jumlah instalasi terbanyak dan engagement pengguna paling tinggi.

Mobile game mendominasi di Indonesia

Menurut Apptopia, mobile game menjadi kategori aplikasi paling populer di Indonesia di tahun 2022, diunduh lebih dari tiga miliar kali di seluruh platform. Aplikasi utilitas menempati peringkat kedua dan diunduh lebih dari 500 juta kali, diikuti oleh aplikasi hiburan, fintech, dan fotografi. Kategori aplikasi teratas untuk Android adalah video player dan editor, diikuti oleh aplikasi hiburan dan fintech.

Penggunaan aplikasi hiburan, fintech, dan utilitas meningkat di tahun 2022

Aplikasi hiburan sangat populer di Indonesia dan aplikasi streaming paling unggul. Aplikasi hiburan mengalami peningkatan luar biasa sebesar 25% dari tahun-ke-tahun (YoY) pada tahun 2022. Jumlah instalasi aplikasi juga meningkat sebesar 33% dari tahun 2021 hingga 2022. Survei terbaru menunjukkan bahwa menonton film atau serial TV dan mendengarkan musik menjadi salah satu kegiatan yang paling sering dilakukan oleh masyarakat Indonesia di waktu luang mereka. Tingkat pengadopsian untuk video dan music-on-demand di tahun 2022 adalah 60% . Karena Indonesia senantiasa meningkatkan infrastruktur, seperti peluncuran teknologi mobile 5G, para pengguna kini dapat streaming video favorit mereka secara lebih cepat di smartphone. Akan tetapi, popularitas video streaming bukanlah satu-satunya yang meningkat di Indonesia. Industri music streaming di Indonesia juga semakin bertumbuh dalam beberapa tahun terakhir dan basis penggunanya mengalami kenaikan yang signifikan. Di tahun 2022, industri ini melaporkan pendapatan sekitar $124 juta, naik dari $114 juta di tahun 2021. Secara rata-rata, masyarakat Indonesia menghabiskan 1,4 jam per hari untuk mendengarkan musik melalui layanan streaming.

Di tahun 2022, aplikasi fintech juga mengalami pertumbuhan yang signifikan, dengan jumlah sesi yang meningkat sebesar 21% YoY. Terlepas dari penurunan jumlah instalasi di tahun sebelumnya, ini menunjukkan bahwa aplikasi fintech menjanjikan di tahun 2023, dengan kenaikan jumlah sesi yang luar biasa sebesar 63% pada Q1 dibandingkan dengan rata-rata di Q4 2022.

Sektor fintech di Indonesia juga berkembang cepat berkat dukungan pemerintah dan Bank Indonesia sudah menerbitkan regulasi untuk memfasilitasi layanan keuangan digital. Jumlah pemain fintech di Indonesia telah meningkat pesat dari 51 pada tahun 2011 menjadi 334 pada tahun 2022. Dua aplikasi fintech paling populer di Indonesia adalah GoPay dan OVO. GoPay (di bawah Gojek) menawarkan kemudahan untuk membayar berbagai layanan, seperti transportasi, pemesanan makanan, dan online shopping. Di sisi lain, OVO (di bawah Lippo Group) menawarkan pembayaran mobile, pembayaran tagihan, dan cashback. Yang menarik, volume transaksi pembayaran non-cash di Indonesia telah meningkat sebesar 30% dari tahun 2016 - 2021, dan pertumbuhan ini diperkirakan akan meningkat lebih dari lima kali lipat pada tahun 2031.

Indonesia adalah pasar yang menarik bagi developer dan marketer aplikasi game. Dengan 3,37 juga unduhan Google Play di tahun 2022, Indonesia menjadi pasar mobile game terbesar ketiga. Kemudahan dan aksesibilitas mobile game membuat kategori aplikasi ini sangat populer di Indonesia, para pemain berasal dari berbagai kelompok usia dan gender memainkan berbagai game antara lain Free Fire, Ludo King, dan Mobile Legends: Bang Bang. Popularitas esports yang meningkat di Indonesia turut berkontribusi terhadap pertumbuhan mobile game dan banyak pemain turut berpartisipasi dalam turnamen nasional dan internasional. Walaupun jumlah sesi mobile game menurun 12% YoY di tahun 2022, pertumbuhan di Q1 2023 meningkat 14% dibandingkan dengan Q4 2022, dan jumlah instalasi aplikasi meningkat sebesar 4% pada periode yang sama. Ini mengindikasikan bahwa mobile marketer memiliki banyak peluang untuk memperluas pasar aplikasi game mereka di Indonesia pada tahun ini dengan meningkatkan strategi akuisisi dan retensi pengguna.

Ketergantungan terhadap smartphone dan akses internet yang meningkat di Indonesia telah mendorong kenaikan permintaan akan aplikasi utilitas, termasuk browser, produktivitas, tool, serta photo dan video editor, yang bertumbuh sebesar 49% YoY dalam segi jumlah sesi aplikasi di tahun 2022. Selain itu, jumlah instalasi meningkat 21% dari tahun sebelumnya. Jumlah sesi di Q1 2023 juga 2% lebih tinggi daripada rata-rata di Q1 2022. Aplikasi utilitas menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari di Indonesia dan dapat digunakan oleh pengguna untuk melakukan tugas secara mudah dan efisien.

Tingkat retensi tertinggi diraih oleh aplikasi game dan hiburan

Di Q4 2022, mobile game berhasil meraih tingkat retensi paling tinggi, yakni 28% pada Hari ke-1. Aplikasi hiburan menyusul di peringkat kedua dengan tingkat retensi yang jauh lebih rendah (17%). Walaupun aplikasi fintech memiliki tingkat retensi yang sedikit lebih rendah (16%), aplikasi utilitas lebih tertinggal lagi (15%).

Penduduk Indonesia jelas mencari aplikasi yang dapat menyediakan hiburan dan menyederhanakan tugas sehari-hari, tetapi mobile marketer di Indonesia harus berfokus untuk memberikan pengalaman yang dipersonalisasi dan mulus agar pengguna tetap tertarik. Caranya adalah dengan memahami kebutuhan dan preferensi pengguna serta menyediakan konten yang relevan bagi mereka.

Pasar mobile app di Indonesia diperkirakan akan menarik di tahun 2023 dan memberikan prospek yang menjanjikan bagi app developer dan marketer. Akan tetapi, keberagaman yang luar biasa juga perlu diperhatikan agar dapat berhasil di Indonesia. Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau, 1.300 kelompok etnis, 6 agama utama, dan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, membuat budaya Indonesia sangat beragam. Lokalisasi bahasa berperan penting bagi retensi pengguna dan materi iklan perlu menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang budaya setempat dan sensitif terhadap norma di negara yang berwarna ini. Selain itu, konsumen Indonesia juga peka terhadap harga, di mana harga menjadi faktor yang paling menentukan. Oleh karena itu promosi dan penawaran yang menarik sepanjang tahun dapat meningkatkan loyalitas pengguna.

Siap mengembangkan app business? Dapatkan demo yang dipersonalisasi dari Adjust untuk melihat secara langsung bagaimana mobile analytics suite kami dapat membantu Anda mengukur dan mengoptimalkan campaign marketing. Nantikan ebook terbaru kami, di mana kami akan mengeksplorasi pasar aplikasi di India dan Asia Tenggara.

Ingin mendapatkan informasi bulanan tentang aplikasi? Berlangganan newsletter kami.