Blog Social gaming: Saat game menjadi social ...

Social gaming: Saat game menjadi social network untuk Gen Z dan Milenial

Dalam survei terbaru Deloitte, 40% dari Gen Z dan Milenial mengatakan bahwa mereka lebih banyak bersosialisasi melalui video game daripada di dunia nyata. Game, khususnya mobile game, telah menjadi social network baru bagi generasi ini dan bahkan Gen Alpha yang lebih muda. Untuk mengevaluasi preferensi dan perilaku, mari kita eksplorasi bagaimana mobile game melakukan transformasi untuk memenuhi ekspektasi pemain muda dengan fitur sosial yang semakin berkembang.

Kondisi social gaming saat ini

Analisis industri mengemukakan bahwa antara tahun 2023 - 2029, total pendapatan pasar social gaming diperkirakan akan bertumbuh dengan CAGR sebesar 16,01% hingga hampir mencapai US$76,8 miliar. Apa faktor pendorong utama pertumbuhan ini? Perkembangan smartphone yang diarahkan ke aplikasi mobile game.Ini adalah berita baik jika Anda pembuat aplikasi mobile game atau marketer.

Social gaming memimpin karena developer menyadari bahwa mereka dapat memasukkan lebih banyak fitur sosial ke dalam aplikasi game mereka untuk meningkatkan tingkat retensi. Sebagai contoh, developer game hiperkasual kemudian menciptakan aplikasi hybrid gaming karena—selain peluang monetisasi yang semakin meningkat—mereka menawarkan fitur sosial dan gaming yang lebih canggih daripada game hiperkasual tradisional.

Cara generasi muda mendorong social gaming

Gen Z dan Gen Alpha lebih suka bermain game di ponsel daripada platform lainnya, yakni 69% dan 73%. Akan tetapi, kecintaan Milenial pada mobile game melampaui keduanya, di mana 9 dari 10 lebih memilih mobile game. Saat mengevaluasi penelitian terbaru, kami menemukan bahwa munculnya social game menjadi faktor pendorong utama ketertarikan generasi ini pada aplikasi game.

Subkategori game favorit adalah multiplayer

Saat mengeksplorasi preferensi genre game, tampak jelas bahwa sebagian pemain yang lebih muda lebih memilih subkategori game yang dapat mereka gunakan untuk berinteraksi dengan pemain lainnya.

Lebih dari 40% Milenial memilih game massively multiplayer online (MMO) sebagai genre favorit mereka. Gen Z juga memilih game multiplayer dan game favorit mereka adalah Battle Royale dan Sandbox Games.

Motif mereka tidak hanya bermain game

Seperti yang telah dibahas dalam Panduan play to win: Menggunakan gamifikasi agar aplikasi Anda unggul, semakin banyak aplikasi memanfaatkan elemen-elemen gamifikasi seperti kompetisi dan social recognition untuk membuat pengguna tetap tertarik.

Membangun komunitas

Saat ini, para gamer muda tertarik dengan social gaming agar menjadi bagian dari komunitas, 44% dari Gen Z dan 48% dari Gen Alpha menyatakan bahwa mereka menggunakan aplikasi game tidak hanya untuk bermain game. Mereka suka mengunjungi komunitas online gaming, follow channel gaming, mendengarkan podcast gaming, bersosialisasi dengan gamer-gamer lainnya, dan menghadiri konvensi gaming. Bahkan setengah dari Gen Z mengklaim bahwa mereka menggunakan aplikasi game untuk bersosialisasi tanpa bermain game.

Memenuhi kebutuhan emosional

Selain mengisi waktu luang, video game juga menjadi pendukung utama bagi kebutuhan emosional banyak pengguna. Survei tahun 2023 melaporkan bahwa 76% dari Milenial dan Gen Z menyetujui pernyataan, “Video game membuat saya merasa menjadi bagian dari cerita tersebut, alih-alih hanya menjadi penonton.” Sebanyak 50% pengguna lainnya meyakini bahwa interaksi online adalah “pengganti yang sesuai” untuk interaksi tatap muka.

Menggabungkan realita: Game menjadi acara sosial di dunia nyata

Aplikasi mobile game kini beralih dari layar smartphone menjadi acara di dunia nyata seperti expo, battles, dan acara esports. Salah satu acara paling populer, League of Legends World Championship tahun 2022 dihadiri oleh lebih dari 18.000 peserta dan ditonton oleh 5,15 juta orang.

Popularitas mobile gaming esports juga telah meningkat secara luar biasa dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan,  6% dari remaja laki-laki ingin menjadi esports star. Game battle royale seperti PUBG Mobile atau Brawl Stars memanfaatkan sifat kompetitif para pemain game, dengan menawarkan hadiah hingga US$1 juta. Kami memperkirakan bahwa eSports akan mengalami pertumbuhan yang signifikan.

Contoh lain dari game yang mendorong interaksi di dunia nyata adalah Pokémon GO. Banyak orang mengenal Pokémon GO karena game ini mampu mendorong pengguna agar keluar rumah di masa pandemi dan popularitas game ini tidak menurun di masa pandemi. Para pengguna terus bertemu secara tatap muka untuk menangkap Pokémon di Pokémon GO Fests tahun ini yang diadakan di kota-kota populer seperti London, Osaka, dan New York City.

Pokémon GO Fest London 2023 adalah acara social gaming

Potensi monetisasi tinggi

Aspek yang paling meyakinkan dari social gaming adalah potensi monetisasi yang tinggi. Gen Z dan Milenial juga menjadi kelompok yang kemungkinan besar akan melakukan pembelian dalam aplikasi, yakni 62% dan 61%.Bahkan, 17% dari Gen Z melakukan pembelian dalam aplikasi game setiap hari. Akan tetapi, saat kami mengevaluasi kebiasaan belanja para pengguna, kami menemukan bahwa belanja tersebut untuk fitur social gaming.

Berikut adalah top gaming items yang biasanya dibeli oleh para pengguna dari berbagai generasi.

Milenial: Paling banyak berbelanja untuk gambling.

Gen Z: Paling banyak berbelanja untuk in-game currencies.

Gen Alpha: Paling banyak berbelanja untuk melengkapi avatar mereka.

Game dengan pendapatan paling tinggi sangat mengandalkan fitur sosial

Mobile game dengan pendapatan kotor paling besar di seluruh dunia pada akhir tahun 2022 adalah Honor of Kings, yang berhasil memperoleh US$2.223,8 juta pada tahun 2022 dan PUBG Mobile, yang berhasil memperoleh US$1.725,3 juta. Apa kesamaan antara kedua game ini? Mereka memiliki fitur-fitur sosial seperti peringkat, mengajak pemain lain untuk bertanding, memberikan in-game item kepada pemain lain, dan mode multiplayer. Pembuat aplikasi game, mohon ingat ini!

Milenial menjadi sumber pendapatan utama aplikasi game saat ini

Walaupun Gen Z seringkali dianggap sebagai generasi yang paling diharapkan oleh semua kategori aplikasi, Milenial dilaporkan menjadi kelompok demografi terbesar yang belum dimanfaatkan di pasar game. Kelompok Milenial menghabiskan lebih banyak waktu per minggu untuk bermain game dibandingkan dengan Gen Z dan Gen Alpha. Selain itu, Milenial menyebutkan bahwa bermain game adalah hobi utama mereka. Mengingat bahwa kelompok Milenial seringkali mendapatkan promosi dan daya beli mereka semakin meningkat, mereka juga berpotensi memiliki lebih banyak uang untuk dibelanjakan dan tertarik untuk membelanjakan pendapatan mereka di aplikasi game.

Inilah saatnya untuk meningkatkan pengalaman Anda saat menggunakan aplikasi social gaming

Inilah saatnya bagi pembuat aplikasi game untuk menambah social gaming ke dalam daftar pengembangan fitur. Di bawah ini, kami merangkum poin-poin utama dari artikel ini yang dapat Anda gunakan untuk menyusun rencana.

Kesimpulan utama:

  • Milenial adalah pasar terbesar yang belum terjangkau untuk aplikasi game. Kejarlah mereka!
  • Tanyakan apakah aplikasi Anda memenuhi kebutuhan emosional pengguna.
  • Masukkan lebih banyak fitur-fitur sosial seperti activity feed, chat, dan guild.
  • Memastikan bahwa pengguna merasa diterima dan memiliki komunitas dalam aplikasi Anda.
  • Pertimbangkan untuk turut serta dalam gaming podcast, channel, dan konvensi.

Dan jika Anda membutuhkan bantuan untuk mengukur kesuksesan fitur-fitur baru social gaming, platform mobile measurement dan analytics Adjust siap digunakan. Kami telah membantu aplikasi game lainnya meningkatkan ROAS sebesar 50%, meningkatkan pendapatan sebesar 30%, dan berhasil mengoptimalkan campaign iOS. Untuk melihat secara langsung cara Adjust dapat mendukung target pertumbuhan aplikasi Anda, dapatkan demo Anda.

Ingin mendapatkan informasi bulanan tentang aplikasi? Berlangganan newsletter kami.